Jumat, 26 Agustus 2011

lirik lagu au nom de la lune

Au Nom De La Lune

oleh: Anggun C Sasmi


D'or et d'ambre
Ou transparent
Au nom de la lune
Je t'attends
Bulles de silence
Rouge tendre
Sans défenses
Pour juste apprendre

Lèvres blanches
Soupir et pâleur
Glissent les anges sur la peau des cœurs

Voix fragile
Qui tremble et se leurre
Dans les deux lacs profonds des yeux
Du désir qui s'éveille

Voile de brume
Dure moiteur
Au nom de la lune
Je veux toi

Perles chaudes
Danse au corps à corps
Libre code
Encore plus fort

Plus de promesses
C'est cette nuit-là
Le chant des caresses, le plus beau combat

Jusqu'à l'éclair
Qui nous coupe les bras
Paix commune, au nom de la lune
Je respire pour toi, pour toi
Pour toi

Heures douces
Du feu qui s'éteint
La nuit s'éclabousse au petit matin

Parfums mêlés
Murmures de rien
Paix commune, au nom de la lune
Je serai là demain
Demain, pour toi, demain, pour toi
Demain... Je serai là...


PRESENTATION

PRESENTATION

Bonjour ...

Je m’appelle Sely Kusuma Anggraeni. J’ai dix-sept ans. J’ habite dans Karangrejo Dempet. Je viens a l’ecole de secondaire 2 Dempet. Ma hobbies est ecouter de la musique. J’ aime ecouter de la musique via le telephone mobile parce que il est pratique. J’adore la musique pop. Et je n’aime pas la musique dangdut. Je vais souvent ecoute de la musique quand l’autobus, ou quand je m’ennuie. Merci.

Jumat, 22 Juli 2011

Kartu Lebaran



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

kartu ucapan menyambut ramadhan



Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Naskah Drama

BUKU HARIAN RERE

Disebuah rumah sederhana yang tidak begitu luas, ada seorang cwek belia yang sibuk memcuci baju pada pagi- pagi buta.

Rere :” Ibu… mana baju ibu yang kotor?. Biar ku cuci, sekaliyan bajunya

Hasyim…”

Ibu Rere :”Re… kamu capek apa nggak?. Ibu aja yang nyuci (menghampiri Rere)”.

Rere : “ Nggak apa- apa kok Bu, Ibu siap –siap saja kerja. Tadi malam aku sudah

belajar kok…”

Ibu Rere :” Tadi malam kamu kan bantu ibu”.

Rere :”Setelah itu, aku belajar kok”

Ibu Rere :”Ya sudah…(Menepuk punggung Rere yang sedang mencuci)

Rere :”Lha terus baju Hasyim mana?”

Ibu Rere :” Itu…”.

Hasyim :(Menbawa setumpuk pakaian kotor)”Ini bajunyaa!!”(melemparkannya).

Ibu Rere :” Nggak sopan tau!”

Rere :”Sudah nggak apa-apa Bu”.

Ibu Rere :” Kalo dibiarin sifst manjanya akan menjadi- jadi”(sambil menjewer kuping

Hasyim).

Hasyim : (Melempar tangan Ibu dan mendorongnya hingga jatuh).

Rere :”Hasyim… keterlaluan kamu!” (sambil mengangkat Ibu yang jatuh dan

membawanya ke kasur)

Hasyim :”Biarin ha,ha,ha”(pergi).

Rere :”Gimana Bu sudah enakan?”(mengelus- elus Ibu)

Ibu Rere :”Iya sudah kalu begitu Ibu berangkat bekerja dulu ya…(mengambil karung

dan bersiap untuk memulung sampah )

Rere :”Lho… gimana sih? Ibu kan masih lemah!”

Ibu Rere :” Kalo nggak kerja kamu mau makan apa coba?”. Kamu siap- siap sekolah

saja. Bawakan Ibu nilai bagus ya…

Rere :”Insyaallah akan ku usahakan sekuat tenaga”. “Hati-hati ya Bu”

Ibu Rere :”Assalamu’alaikum”

Rere :”Waalaikumsalam”

Rere malanjutkan pekerjaannya dan bersiap berangkat sekolah. Pada saat diperjalanan ke sekolah Rere berjalan sambil melamun.

Rere : ( Termenung ) Nach..aku punya ide. Pulang sekolah nanti aku mau kerja

bantu ibu biar ibu nggak kecapekan .( Tiba-tiba ada sebuah motor lewat )

Rere : ( nyaris keserempet ) masyaallah…!!!

Pengemudi : “ Hai, kalau jalan hati-hati donk!!!, memangnya ini jalan nenekmu apa!

( pergi )

Rere : “ Maaf Pak, …..yach sudah pergi dech “

Saat mata pelajaran Bahasa Indonesia teman-teman Rere memperhatikan gerak-geriknya . Salah satu teman dekatnya menegurnya

Dina : “ Kenapa Re, apa kamu punya masalah ?”

Rere : “ Nggak kok ”

Dina : “ Jangan bohong “

Faisal : ( Memotong pembicaraan ) aku tahu kamu pasti minta uang orang tuamu

terus nggak dikasih ( tertawa ) . ibunya kan cuma pemulung .

Dina : ( Marah ) cukup, beraninya cuma sama perempuan, pergi sana…!!!

Rere : ( Menangis )

Dina : “ sudah-sudah jangan dipikirin ( sambil membeli minuman botol ) ini

diminum dulu.

Rere : “ Iya, makasih. Kamu baik banget . Aku sangat beruntung punya teman

seperti kamu “

Dina : “ Itulah gunanya teman, harus saling membantu “

Mulai hari itu Rere menjadi pemurung. Hari-harinya dilewati dengan jadwal yang sangat padat. Pagi untuk sekoalh sedangkan sorenya untuk memulung. Nilai pelajarannya juga menurun

Ketika pulang sekolah Dina melihat Heru

Dina : “ Heru, sini donk “

Heru : “ What’s up ?”

Dina : “ Idih gayanya, “

Heru : “ Emangnya kanapa ? “

Dina : “ Ya nggak apa-apa sich..gimana kalau kita main ke rumahnya Rere . Akhir-

akhir ini dia sangat aneh.

Heru : “ Aneh kenapa ? “

Dina : “ Akhir-akhir ini nilainya jelek-jelek bahkan ulangan Matematika kemarin

dia dapat nilai 45 “

Heru : “ Iya sich, “

Dina : “ Padahal itu pelajaran kesukaannya “

Heru : “ Kalau begitu, ayo ke rumahnya ! “

Dina : “ Baiklah , Ayo ! ( boncengan naik motor menuju rumah Rere )

Di rumahnya Rere terlihat melamun sendirian. Terkadang menulis-nulis buku kecil yang merupakan buku hariannya.

Dina dan Heru : “ Woy….! Lagi ngelamun ya “

Rere : “ Nggak kok, “

Dina : “ Ada apa? Kok mendadak main ke rumahku. “

Ibu : ( sambil melipat pakaian ) dikunjungi temannya kok malah heran seperti itu

Rere : “ Aneh saja , dia kan jarang-jarang main ke rumahku “

Heru : “ Kalau begitu kita-kita to the point aja dech .Sebenarnya kami heran akhir-

akhir ini kamu sangat aneh, memangnya ada masalaha apa ?

Dina : “ Iya betul “

Rere : ( masuk ke kamar )

Dina : “ Lho kok malah pergi sich “

Heru : “ Biar dia menenangkan diri dulu. Kita pulang saja ( Heru dan Dina pulang )

Beberapa saat kemudian Hasyim menghampiri ibunya .

Hasyim : “ Ibu, aku minta uang seratus lima ribu donk untuk membeli HP”

Ibu Rere : ( Batuk-batuk ) Ibu nggak punya uang Hasyim.

Hasyim : “ Lalu Bu, masak aku sendiri yang tidak punya HP ! kalau nggak dikasih aku

mau bunuh diri saja. Aku sungguh malu sekali Bu,..

( menggenggam sebuah pisau )

Rere : ( keluar dari kamar ) baiklah, besok akan ku beri uang

Hasyim : “ Gitu donk, “

Ibu Rere : “ Memangnya kamu punya uang Re ? simpan saja buat kamu sekolah. Kamu

lebih membutuhkannya.”

Rere : “ Aku punya sedikit kok “

Keesokkan harinya Rere berada didalam kelas sendirian. Dia melihat salah satu tas temannya terbuka . Tanpa pikir panjang Rere membuka dan mengambil uang dua ratus ribu milik temannya.

Beberapa saat kemudian bel masuk berbunyi.

Dadang : “ Aduh uang ku hilang !. Siapa yang melihatnya ? “

Heru : “ Barangkali kamu lupa menaruhnya.“

Dadang : “ Nanti coba tak cari di rumah dech. Siapa tahu ketinggalan.

Rere pulang sekolah tiba-tiba Hasyim menghadang untuk menagih uang.

Hasyim : “ Mana uangnya ? “

Rere : “ Ini, jangan minta yang aneh-aneh lagi loch. “

Hasyim sangat gembira dan berlari-lari menuju ke mall. Ini merupakan pertama kalinya ia pegi ke mall.

Hasyim : ( Menuju salah satu ke toko HP ) Kira-kira HP apa ya yang akan aku beli ?

( sambil mengkhayal ketika menaiki escalator )

Karena di eskalator terdapat banyak orang ia pun terburu-buru. Tanpa sengaja ia terdorong dan jatuh teeguling di eskalator. Semua orang terkejut dan membawanya ke rumah sakit. Salah seorang teman Rere yang kebetulan ada disana memberi tahu kejadian itu kepada Rere.

Rere tiba di rumah sakit sendirian tanpa memberi tahu ibunya.

Rere : “ Maaf Sus, pasien yang baru masuk karena jatuh di eskalator berada di

ruang mana ? ” ( panik )

Suster : “ Dekat mbak, di ruang UGD sebelah sana. “ ( sambil menunjuk )

Rere : “ Terima kasih suster. “ ( mencari kamar )

Rere menunggu di depan UDG dengan bimbang dan sesekali ia menangis. Terdengar suara samar-samar di ruang sebelah.

Dokter Adi : “ Suami Anda mengalami gagal ginjal salah satu jalan keluarnya adalah

pencakokkan ginjal “
Ibu Desi : “ Kalau hanya itu cara yang ada, boleh saja. Berapa biayanya Dok? Berapun

tak masalah.

Dokter Adi : “ Masalah uang sudah beres sekarang tinggal mencari pendonornya “

Ibu Desi : “ Aku tak mau yang menjadi pendonornya. Aku nanti bisa sakit-sakitan.

Bagaimana kalau dokter mencari orang lain saja ? “

Tiba-tiba dokter yang menangani Hasyim keluar

Rere : “ Bagaimana keadaan Hasyim Dok, ?

Hasyim : “ Keadaan Hasyim sangat gawat harus segera dioperasi tapi biayanya sangat

mahal “

Rere : “ Berapa Dok,?

Dokter Hasan : “ Kurang lebih seratus lima puluh juta. “

Rere : ( Rere teringat perkataan yang ia dengar dari ruang sebelah ) Iya Dok akan

aku usahakn secepat mungkin (Rere menemui ibu tadi )

Ibu Desi : “ Ada pa Dik ? “

Rere : “ Bu, maaf saya tadi mendengar pembicaraan ibu dengan dokter. Saya mau

mendonorkan salah satu ginjal saya.”

Ibu Desi : “ Wah, adik ini pasti bercanda ya, “

Rere : “ Tidak aku serius, Bu .Sebagai gantinya saya minta gantinya uang sebesar

lima ratus juta.

Ibu Desi : “ Baiklah saya setuju. Adik ini baik sekali. Mari kita temui dokter Adi. “

Keesokkan harinya Rere akan menjalani operasi pencakokan ginjal

Dokter Adi : “ Sudah siap Dik ? “

Rere : “ Insyaallah Dok “ ( murung )

Operasi berlangsung selama 1 jam 47 menit. Pada sore harinya Rere dijenguk oleh ibu Desi.

Ibu Desi : “ Terima kasih ya dik, ini uangnya. Seperti janji ibu sebelumnya. “

Rere : “ Terima kasih Bu, “

Keesokkan harinya, Rere menemui dokter dan membayar biaya operasi Hasyim.

Dua hari kemudian, Hasyim sudah sembuh dan diperbolehkan pulang ke rumah. Ia pun diantar kakaknya.

Sesampainya di rumah.

Ibu : “ Kata kakakmu ada acara kemah dan kamu terjatuh disana. Apa kamu

terluka ? “

Hasyim : “ Tapi cuma sakit sedikit Bu, sekarang sudah enakkan kok. “

Tiba-tiba Rere jatuh pingsan. Ibu dan Hasyim terkejut. Lalu mereka membawanya ke rumah sakit. Tetapi pada saat perjalanan Rere sudah meninggal. Hasyim dan ibunya sangat sedih . Tiba-tiba sebuah buku kecil jatuh dari salah satu saku Rere. Hasyim membacanya . Ternyata merupakan buku harian Rere yang berisi semua pengorbananya.

Mulai saat itu Hasyim sadar dan berubah menjadi anak yang taat dan patuh pada ibunya.

*** selesai ***